Baca dan Pelajari Kitab Tafsir Guru Kita Al-‘Alim Asy-Syaikh ‘Atha bin Khalil Abu Ar-Rasytah

Kajian Rutin

Luar biasa Al-Qur’an Al-Kariim, ia merupakan mukjizat. Benar apa yang disampaikan salah seorang Dosen Tafsir di tempat saya bekerja ketika kami berdiskusi tentang ilmu balaghah dan tafsir al-Qur’an, beliau Syaikh Hisyam asy-Syansyawri al-Mishri menuturkan:

لكل حرف من حروف القرآن فيه أسرار

“Setiap huruf dari huruf-huruf Al-Qur’an mengandung pelbagai rahasia (kandungan makna).”

Dan setidaknya, kesaksian seorang kafir Quraysi Al-Walid bin Al-Mughiirah di hadapan orang-orang setelah ia mendengarkan bacaan Al-Qur’an Nabi Muhammad SAW adalah salah satu buktinya:

والله ما منكم رجل أعرف بالأشعار مني ولا أعلم برجزه وقصيده مني والله ما يشبه الذي يقوله شيئًا من هذا، والله إن لقوله الذي يقوله لحلاوة وإن عليه لطلاوة

“Demi Allah, tidak ada seorang pun di antara kalian (Bangsa Quraysi) yang lebih mengenal sya’ir-sya’ir dariku, dan tidak ada pula yang lebih mengetahui rajaz dan qashid-nya selain diriku, Demi Allah tidak ada satupun dari apa yang dibaca Muhammad menyerupai ini semua, Demi Allah sesungguhnya ungkapan yang disampaikannya sangat manis dan apa yang dituturkannya sangat indah.” (Lihat: Asy-Syakhshiyyah Al-Islaamiyyah (Al-Juz Al-Awwal), Imam Taqiyuddin An-Nabhani – Dar al-Ummah: Beirut – Cet. Ke-6: 1424 H)

Padahal Al-Walid bin Al-Mughirah adalah orang yang tidak beriman dan keras pada kekafirannya. I’jaz al-Qur’an itu terdapat dalam al-Qur’an itu sendiri. Orang yang telah mendengarkan Al-Qur’an, dan mendengarnya hingga hari kiamat akan terus merasa kagum dengan kekuatan daya tarik dan balaghah-nya, walaupun hanya sekedar mendengar satu kalimat saja dari al-Qur’an.

Al-‘Allamah Asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani:

وتحدى رسول الله -صلى الله عليه وسلم- العرب بالقرآن، وقد نزل بلسانهم، وهم أرباب الفصاحة والبيان، فعجزوا عن أن يأتوا بمثله، أو بعشر سور مثله، أو بسورة من مثله، فثبت له الإعجاز، وبإعجازه ثبتت الرسالة

“Rasulullah SAW menantang bangsa arab (khususnya, dan umat manusia seluruhnya pada umumnya-pen.) dengan al-Qur’an, dan al-Qur’an ini diturunkan dengan bahasa mereka (bahasa arab), dan di sisi lain mereka adalah rajanya kefasihan dan ilmu bayan, namun mereka semuanya merasa tidak mampu untuk mendatangkan yang serupa dengan al-Qur’an, atau sepuluh surat semisalnya, atau satu surat yang semisalnya, maka terbuktilah kemukjizatannya, dan dengan kemukjizatan ini maka terbuktilah kebenaran risalahnya.” (Lihat: Asy-Syakhshiyyah Al-Islaamiyyah (Al-Juz Al-Awwal), Imam Taqiyuddin An-Nabhani – Dar al-Ummah: Beirut – Cet. Ke-6: 1424 H)

Saya pun kagum dengan penjelasan guru kita Al-‘Alim Asy-Syaikh ‘Atha bin Khalil dalam kitab tafsirnya (kesimpulan saya atas kajian tafsir beliau, At-Taysiir fii Ushuul At-Tafsiir).

Satu contoh, coba baca penjelasan beliau atas QS. Al-Baqarah [2]: 208, tentang makna as-silm (السلم) dan makna kaaffah (كافّة). Dari penjelasan tafsir atas dua kata ini saja begitu banyak faidah yang bisa kita raih, bi fadhlillaahi ta’aalaa.

Resensi & Unduh Kitab Ini:

Mengenal Kitab At-Taysîr fî Ushûl At-Tafsîr – Asy-Syaikh Al-’Alim ‘Atha bin Khalil (Plus Download)

Terjemah Kitab Ini:

Ada sejumlah saudara-saudara akun fb yang bertanya kepada saya, diantaranya:

“Sy jd teringat kl beberapa waktu lalu antum mengadakan kajian tafsir. kl boleh tadz, sy pengen minta filex, apakah dlm bentuk makalah atau power point, untuk sy pelajari dan bisa sy sebarkan di papua. maklum, kondisi yg ada membuat sy kesulitan untuk belajar langsung.. aamiin yaa Rabb..”

Jawab:

Alhamdulillaah

Bi fadhlillaahi ta’aalaa, ya itu kajian tafsir guru kita, Syaikh ‘Atha bin Khalil. Ana berniat dan sudah mulai menulis terjemah berikut kajian penjelasannya atas kitab tafsir ini terlebih belum ada kitab terjemahnya, padahal luar biasa ana menemukan banyak sekali faidah dari kitab ini, terutama berkaitan dengan fikrah dakwah ideologis, dengan pendekatan dalil-dalil al-Qur’an al-Kariim.

Semoga saja sempat saya terjemahkan untuk dipersembahkan kepada kaum muslimin mengharapkan keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla. Atau ada syabab lainnya yang sudah menerjemahkan? Atau sedang dalam proses penerjemahan? Kabari saya di sini: irfanabunaveed@ymail.com atau via akun fb saya

Ini salah satu penjelasan singkatnya:

Nasihat Asy-Syaikh ‘Atha bin Khalil Atas Pentingnya Iman Terhadap Akhirat (Kajian Tafsir Syaikh ‘Atha)

Video-video kajian kitab tafsir ini (oleh para syaikh di Mesir) bisa dilihat dan diunduh di sini:
Kajian Tafsir Syaikh ‘Atha bin Khalil

Memahami tafsir al-Qur’an ini merupakan tambahan penguat amunisi dakwah kita, berbicara dengan ilmu, menjelaskan ayat-ayat-Nya yang agung pun wajib dengan ilmu.

Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jaami’ al-Tirmidzi diriwayatkan sebuah hadits (no. 4022): “Dari Ibn ‘Abbas, ia berkata: Rasulullaah SAW bersabda:

مَنْ قالَ فِي الْقُرْآنِ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَلْيَتَبَوّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النّارِ

“Barangsiapa berbicara tentang Al-Qur’an tanpa ilmu, maka bersiap-siaplah mengambil tempatnya di neraka.” (HR. al-Tirmidzi, Ahmad, al-Nasa’i & Ibn Jarir. Abu Isa berkata: “Hadits ini hasan shahih”)

Makna “Maka bersiap-siaplah mengambil tempat kediamannya di neraka”? Imam Abu al-A’la al-Mubarakfuri menjelaskan:

“فليتبوأ مقعده من النار” أي ليهييء مكانه من النار قيل الأمر للتهديد والوعيد، وقيل الأمر بمعنى الخبر

“Maka bersiap-siaplah mengambil tempat kediamannya di neraka” yakni bersiap-siaplah menduduki tempatnya kelak di neraka. Dikatakan pula bahwa lafazh perintah ini bermakna peringatan keras dan kecaman, dan dikatakan pula bahwa maknanya adalah khabar.”

يا الله… سبحانك لا علم لنا إلا ما علمتَنا إنك أنت العليم الحكيم…

Pesan Penting Syaikh Prof. Muhammad ‘Ali Ash-Shabuni Atas Berbagai Malapetaka yang Menimpa Kaum Muslimin (Terjemah Video)

 Syaikh Ali Ash-Shabuni

Sumber Video:
الشيخ الصابوني يبيّن سبب ما يحدث في العالم اليوم من قتل ودمار ومصائب

Penerjemah: Irfan Abu Naveed (Penulis Buku & Kajian Tsaqafah Islamiyyah)

Berikut ini adalah terjemah video ceramah Asy-Syaikh Al-Ustadz ‘Ali Ash-Shabuni yang menyampaikan kepada kita peringatan Allah ‘Azza wa Jalla atas berbagai malapetaka yang menimpa kaum muslimin, video ini saya terjemahkan dan saya jelaskan –bi fadhlillaahi ta’aalaa- dalam kajian tafsir: Undangan Kajian Tafsir.

الحمدلله والصلاة السلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين، أما بعد

Pesanku ini ditujukan kepada seluruh dunia dan umat manusia seluruhnya..

Kehidupan manusia saat ini, hidup dalam kehidupan yang benar-benar tiada kedamaian, tiada kelapangan, tiada kehormatan, tiada ketenangan dan tiada kejelasan, itu semua disebabkan berpalingnya manusia (menjauh) dari petunjuk Allah dan tidak adanya upaya berpegangteguh melaksanakan perintah-perintah-Nya. Padahal Allah telah memperingatkan kita dari hal itu dengan firman-Nya:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur’an) maka baginya penghidupan yang sempit dan akan Kami kumpulkan ia pada hari kiamat dalam kondisi buta” (TQS. Thaahaa [20] : 124)

Apakah kalian mengetahui apa itu ma’iisyatan dhank? Ia adalah ungkapan dari kesulitan yang teramat sangat (الشاقة القاسية الشديدة), dimana tak ada seseorang pun yang merasakan kedamaian. Inilah yang terjadi di zaman kita, maka (kita temukan) setiap hari terjadi pembunuhan, pembantaian, bala bencana, dan kesedihan. Seakan-akan kita hidup di hutan belantara tanpa peraturan, perundang-undangan dan rasa kemanusiaan. Maka terwujudlah sungai-sungai darah (pertumpahan darah), dan (ironisnya) kita malah tertawa, bermain-main (seakan-akan) tiada ada malapetaka yang terjadi. Para kaum wanita dizhalimi, anak-anak dibantai, dan para orangtua dibunuh, semua ini… Dan kita terbiasa dengan kehidupan ini merasa biasa-biasa saja, kemudian mengklaim bahwa dunia ini aman sentausa. Sekali-kali tidak demi Allah! Sesungguhnya kehidupan ini kehidupan yang ganas (liar), semua itu disebabkan jauhnya manusia dari upaya melaksanakan perintah Allah dan apa yang diturunkan-Nya berupa syari’at dan hukum-hukumnya. Sungguh Allah Yang Maha Agung berfirman:

فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِن قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِّمَّنْ أَنجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ

“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (TQS. Huud [11]: 116)

Yakni jika tidak ada orang yang menegakkan kebenaran, maka siapa yang akan mencegah mereka yang menyebarkan kerusakan dan keburukan? Rasulullah SAW masuk ke dalam rumah Ummul Mu’minin Zaynab r.a. Dan dengan gemetar Rasulullah SAW bersabda: “Tiada Sesembahan selain Allah, celakalah orang-orang arab atas keburukan yang dekat.” Lalu Zaynab r.a. berkata kepada beliau SAW: “(apakah celaka juga) sedang ditengah-tengah kita ada orang-orang shalih?” Rasulullah SAW menjawab: “Ya, jika tersebar kemaksiatan” yakni keburukan (yang telah mereka biarkan).[*]

Dan kita berdo’a kepada Allah agar mengembalikan kita semua kepada Din-Nya dan Kitab Suci-Nya sebaik-baiknya, dan berdo’a kepada Allah agar Dia mengembalikan umat manusia kepada perintah-Nya. Dan Dialah Yang Maha Mendengar yang mengabulkan do’a.

Salam

Catatan Tambahan Irfan Abu Naveed (Penerjemah):

[*] Hadits yang disebutkan oleh Asy-Syaikh di atas, jika kita kaji ternyata merupakan hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah Imam hadits yang masyhur, diantaranya Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam At-Tirmidzi, lengkapnya riwayat-riwayat tersebut sebagai berikut:

Hadits Riwayat Imam Al-Bukhari:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ حَدَّثَتْهُ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ بِنْتِ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُنَّ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا فَزِعًا يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ

Telah bercerita kepada kami Yahya bin Bukair telah bercerita kepada kami Al Laits dari ‘Uqail dari Ibnu Syihab dari ‘Urwah bin Az Zubair bahwa Zainab binti Abu Salamah bercerita kepadanya dari Ummu Habibah binti Abu Sufyan dari Zainab binti Jahsy radliallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang kepadanya dengan gemetar sambil berkata: “Laa ilaaha illallah, celakalah bangsa Arab karena keburukan yang telah dekat, hari ini telah dibuka benteng Ya’juj dan Ma’juj seperti ini”. Beliau memberi isyarat dengan mendekatkan telunjuknya dengan jari sebelahnya. Zainab binti Jahsy berkata, Aku bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedangkan di tengah-tengah kita banyak orang-orang yang shalih?”. Beliau menjawab: “Ya, benar jika keburukan telah merajalela”.

Hadits Riwayat Imam Muslim:

حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ أَخْبَرَتْهَا أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ جَحْشٍ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ

خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَزِعًا مُحْمَرًّا وَجْهُهُ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ

و حَدَّثَنِي عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ اللَّيْثِ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي حَدَّثَنِي عُقَيْلُ بْنُ خَالِدٍ ح و حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ صَالِحٍ كِلَاهُمَا عَنْ ابْنِ شِهَابٍ بِمِثْلِ حَدِيثِ يُونُسَ عَنْ الزُّهْرِيِّ بِإِسْنَادِهِ

Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah mengkhabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab telah mengkhabarkan kepadaku Urwah bin Az Zubair bahwa Zainab binti Abu Salamah telah mengkhabarkan kepadanya bahwa Ummu Habibah binti Abu Sufyan telah mengkhabarkan kepadanya bahwa Zainab binti Jahsy, istri nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, telah mengkhabarkan kepadanya, ia berkata: Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam keluar dalam keadaan takut dan wajah beliau memerah, beliau mengucapkan: “LAA ILAAHA ILLALLAAH, celakalah bangsa arab dari keburukan yang mendekat, saat ini penghalang Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka seperti ini -beliau melekatkan jari jempol dan jari telunjuk- ia (Zainab) bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kita akan dibinasakan sementara ditengah-tengah kami ada orang-orang shalih? Beliau menjawab: “Ya, bila kekejian banyak (menyebar).” Telah menceritakan kepadaku Abdulmalik bin Syu’aib bin Al Laits telah menceritakan kepadaku ayahku dari kakekku telah menceritakan kepadaku Uqail bin Khalid. Telah menceritakan kepada kami Amru An Naqid telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’ad telah menceritakan kepada kami ayahku dari Shalih, keduanya dari Ibnu Syihab seperti hadits Yunus dari Az Zuhri dengan sanadnya.

Hadits Riwayat Imam At-Tirmidzi:

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ حَبِيبَةَ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ قَالَتْ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ نَوْمٍ مُحْمَرًّا وَجْهُهُ وَهُوَ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يُرَدِّدُهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ وَعَقَدَ عَشْرًا قَالَتْ زَيْنَبُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخُبْثُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ جَوَّدَ سُفْيَانُ هَذَا الْحَدِيثَ هَكَذَا رَوَى الْحُمَيْدِيُّ وَعَلِيُّ بْنُ الْمَدِينِيِّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ الْحُفَّاظِ عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عُيَيْنَةَ نَحْوَ هَذَا و قَالَ الْحُمَيْدِيُّ قَالَ سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ حَفِظْتُ مِنْ الزُّهْرِيِّ فِي هَذَا الْحَدِيثِ أَرْبَعَ نِسْوَةٍ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ حَبِيبَةَ وَهُمَا رَبِيبَتَا النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ زَوْجَيْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهَكَذَا رَوَى مَعْمَرٌ وَغَيْرُهُ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ الزُّهْرِيِّ وَلَمْ يَذْكُرُوا فِيهِ عَنْ حَبِيبَةَ وَقَدْ رَوَى بَعْضُ أَصْحَابِ ابْنِ عُيَيْنَةَ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ وَلَمْ يَذْكُرُوا فِيهِ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ

Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Abu Bakar bin Nafi’ serta lainnya, mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan bin ‘Uyainah dari Az Zuhri dari ‘Urwah bin Az Zubair dari Zainab binti Abu Salamah dari Habibah dari Ummu Habibah dari Zainab binti Jahsy berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bangun tidur ‘Aisyah wajah memerah, beliau mengucapkan: LAA ILAAHA ILLALLAAH, beliau mengulanginya tiga kali, celakalah bagi bangsa arab karena keburukan yang telah mendekat, saat ini penghalang Ya’juj dan Ma’juj telah dibuka seperti ini -beliau memperagakan jarinya dengan membentuk angka sepuluh–. Berkata Zainab: Aku bertanya: Apakah kami akan binasa padahal di tengah-tengah kami ada orang-orang Shalih? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab: “Ya, bila kekejian kian banyak.” Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih dan Sufyan memperindah hadits ini. seperti itulah Al Humaidi, ‘Ali bin Al Madini dan yang lainnya dari para hafidz meriwayatkan dari Sufyan bin ‘Uyainah seperti ini. berkata Al Humaidi: Berkata Sufyan bin ‘Uyainah: Aku menghafal dari Az Zuhri dalam hadits ini ada empat wanita; Zainab binti Abu Salamah dari Habibah, keduanya adalah putri rabibah nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dari Ummu Habibah dari Zainab binti Jahsy, keduanya adalah istri nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Seperti itulah Ma’mar dan lainnya meriwayatkan hadits ini dari Az Zuhri tapi mereka tidak menyebut: Dari Habibah dan sebagaian sahabat Ibnu ‘Uyainah meriwayatkan hadits ini dari Ibnu ‘Uyainah dan mereka tidak menyebutkan: Dari Ummu Habibah.