Ruqyah Syar’iyyah VS Ruqyah Syirkiyyah (Part. I)

Pertanyaan
“Apa perbedaan antara ruqyah syar’iyyah dan ruqyah syirkiyyah?”

Jawaban
Ruqyah sudah dikenal sejak masa jahiliyyah. Berdasarkan hadits-hadits Nabi SAW, ruqyah terbagi ke dalam dua golongan:
• Ruqyah Syar’iyyah (الرقية الشرعية)
• Ruqyah Syirkiyyah (الرقية الشركية)

Para ulama dalam kitab Fataawaa’ al-Azhar mengatakan:

وكان العرب قبل الإسلام يعتقدون أنها مؤثرة بنفسها دون تدخل لقدرة أخرى غيرها ، واختيار- كلماتها مبنى على اعتقادات قد يرفضها الدين ، ولذلك كان موقف الإسلام منها هو تصحيح الخطأ فى الاعتقاد ، وتقرير أنه لا تأثير لها إلا بإرادة الله تعالى ، وكذلك رفض الكلمات التى تتنافى مع العقيدة الإسلامية الصحيحة . فإن كانت كلماتها مقبولة مع اعتقاد أن أثرها هو بإرادة الله سبحانه كان مسموحا بها ، مثلها مثل الدعاء أو الدواء ، وبهذا يمكن أن نفهم ما جاء من نصوص رافضة أو مجيزة لها

“Dahulu orang-orang arab sebelum islam meyakini bahwa ruqyah berpengaruh dengan sendirinya, tanpa ada campur tangan kuasa pihak lainnya, disamping pemilihan kata-kata ruqyahnya yang didasari keyakinan-keyakinan yang dibatalkan islam. Oleh karena itu, andil islam terhadap ruqyah yakni dengan meluruskan kesalahan-kesalahan dalam akidah, dan menetapkan bahwa ruqyah tidak berpengaruh kecuali dengan kehendak kuasa Allah SWT, disamping menolak kata-kata ruqyah yang menyalahi akidah islam yang benar. Sehingga kata-kata dalam ruqyah bisa diterima disamping keyakinan bahwa pengaruh ruqyah terwujud dengan kehendak kuasa Allah SWT hukumnya diperbolehkan, seperti do’a atau obat. Oleh karena itu, kita bisa memahami hal-hal yang dijelaskan dalam nash-nash yang menolak atau memperbolehkan ruqyah.”

Berbeda dengan ruqyah syirkiyyah, para ulama menjelaskan tentang ruqyah syar’iyyah:
• Imam Ibn al-Tin mengatakan:

الرُّقى بالمعوذات وغيرِها من أسماء الله هو الطّبُّ الروحاني إذا كان على لسان الأبرار من الخلق حَصَلَ الشفاءُ بإذن الله

“Ruqyah dengan do’a-do’a perlindungan dan selainnya dari Nama-Nama Allah merupakan pengobatan ruhani. Jika dipanjatkan oleh lisan yang baik akan mendatangkan kesembuhan atas izin Allah SWT.” (Lihat: al-Itqaan fii ‘Uluum al-Qur’aan, al-Imam al-Suyuthi & Fat-h al-Baariy (10/196), Imam Ibn Hajar al-‘Asqalaniy)

• Imam al-Qurthubi mengatakan:

تجوز الرقية بكلام الله وأسمائه، فإن كان مأثورًا اسْتُحِب

“Diperbolehkan ruqyah dengan Kalamullah dan Nama-Nama-Nya, karena jika memang menggunakan do’a-do’a ma’tsur hukumnya disunnahkan.”

• Imam al-Khithabi mengatakan:

وإذا كانت بالقرآن وبأسماء الله تعالى فهي مباحة، أو مأمور بها

“Jika ruqyah menggunakan ayat-ayat al-Qur’an dan Nama-Nama Allah maka hukumnya boleh, atau bahkan dianjurkan.”

• Imam al-Rabi’ mengatakan:

سألت الشافعيَّ عن الرقية فقال: ((لا بأس أَنْ يُرقَى بكتاب الله، وبما يُعرَفُ من ذكر الله

“Saya bertanya kepada Imam al-Syafi’i tentang ruqyah, ia mengatakan: “Tidak mengapa meruqyah dengan al-Qur’an atau dengan kata-kata yan diketahui artinya dari zikrullah”.” (Lihat: Fat-hul Baari’ (10/197))

• Imam Ibn Bathal mengatakan:

في المعوذات سرٌّ ليس في غيرها من القرآن لما اشتملت عليه من جوامع الدعاء التي تَعُمُّ أكثرَ المكروهات من السحر والحسد وشرّ الشيطان ووسوسته وغير ذلك، فلهذا كان -ص- يكتفي بها

“Dalam do’a-do’a perlindungan (al-ikhlash, al-falaq, al-naas) mengandung rahasia yang tidak dikandung ayat-ayat lainnya dalam al-Qur’an. Dimana ketiganya mengandung kumpulan do’a yang mencakup hal-hal yang dibenci seperti sihir, hasad, keburukan syaithan dan bisikan jahatnya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Nabi SAW mencukupkan diri (meruqyah-pen.) dengannya.”

• Imam al-Khiththabi mengatakan:

وأما إذا كانت الرقية بالقرآن أو بأسماء الله تعالى فهي مباحة. لأن النبي صلى الله عليه وسلم كان يرقي الحسن والحسين رضي الله عنهما فيقول: ” أعيذكما بكلمات الله التامة من كل شيطان وهامة ومن كل عين لامة ” . وبالله المستعان وعليه التكلان

“Adapun jika ruqyah dengan al-Qur’an atau dengan Nama-Nama Allah maka hukumnya boleh. Karena Nabi SAW pernah meruqyah Hasan dan Husayn, beliau mengatakan: “أعيذكما بكلمات الله التامة من كل شيطان وهامة ومن كل عين لامة”. Kepada Allah kita memohon pertolongan dan kepada-Nya kita bergantung.” (Lihat: Al-Kabaa-ir, al-Imam al-Hafizh Syamsuddin Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman al-Dzahabiy)

Maka suatu ruqyah dinyatakan syar’iyyah jika memenuhi tiga syarat:

أولاً : أن تكون بكلام الله تعالى أو بأسمائه وصفاته
وثانياً : أن تكون باللسان العربي ، أو بما يعرف معناه ، لا بالألفاظ المجهولة والمُطَلْسَمة والتَمْتَمَات التي يقولها المشعوذون والدجالون خفية قاتلهم الله
وثالثاً : أن يُعتقد أن الرقية لا تؤثر بذاتها بل بفعل الله سبحانه ، وما هي والراقي إلا سبب

Pertama, menggunakan Kalam Allâh (al-Qur’ân al-Karîm), Nama-Nama & Sifat-Nya (disamping dengan do’a-do’a dari Rasûlullâh
Kedua, menggunakan (do’a-do’a) bahasa arab atau bahasa apa saja yang diketahui maknanya, tidak menggunakan lafazh-lafazh yang tak diketahui, mantra yang samar dan jampi-jampi yang diucapkan para dukun dan dajjal secara tersembunyi, yang diperangi oleh Allah SWT.
Ketiga, diyakini bahwa Ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, tetapi atas izin Allâh . Ruqyah dan orang yang membacanya (al-râqiy) hanyalah wasilah, ikhtiar mengupayakan kesembuhan dari Allâh .

Kesepakatan (konsensus) di atas dijelaskan para ulama. Di antara mereka adalah Al-Hafizh Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fat-hul Bârî’ (10/195), Imam al-Suyuti dalam Syarh Kitâb al-Tawhîd (1/136), al-Imam al-Hafizh al-Nawawi dalam Syarh al-Nawawiy (14/168), Imam al-Zarqaniy dalam Syarh al-Zarqaniy dan Imam al-Syawkani dalam Faydh al-Qadiir (1/558).

Lihat pula: Download Makalah-Makalah Tentang Ruqyah, Jin & Sihir

4 comments on “Ruqyah Syar’iyyah VS Ruqyah Syirkiyyah (Part. I)

  1. Irham berkata:

    assalamu’alaikum ust. mau tanya bgimn tinjauan syari klu kita ngamalin asmaulhusna atau surat2 dr alquran, soal sy prnh dengar bhwa asmaulhusna dan surat2 dr alquran ada khasiatnya masing2, cth jk kita ingin diberi kecerdasan, stiap hr bc salah satu dri asmaulhusna dg jml yg tlh ditentukan(mis. 100x), dan masih banyak lagi yang lainnya?
    Mohon jwbn nya ust

    Suka

  2. aBU uMAIR berkata:

    BISMILLAH. IJIN SHARE AKHI

    Suka

Tinggalkan komentar